Kamis, 02 Mei 2013

tugas 2 Perekonomian indonesia



   “ Tugas Perekonomian Indonesia (Softskill) ”







Kelas        : 1EB20

Nama                                                  NPM
1.   Arrafah Marzuqoh                          28212115               
2.   Ayu Putrisari                                   21212291       
3.   Fachmi Putri Ristanti                     22212592
4.   Roslinda Oktavia Sitakar               2A212097





UNIVERSITAS GUNADARMA
TAHUN AJARAN 2013/2014
Tugas Kedua

1.       Jelaskan cara perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi (GDP) dan berilah 2 contoh perhitungannya.
                                 Perhitungan Pendapatan Nasional dengan Pendekatan Produksi (GDP) adalah pendapatan nasional yang nilainya dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh kegiatan produksi yang dilakukan oleh semua pelaku/sektor ekonomi di wilayah Indonesia, dalam kurun waktu tertentu. Barang dan jasa yang dimaksud disini adalah barang jadi ( finished goods) atau barang terakhir (final goods), artinya barang yang langsung dapat diterima oleh konsumen (bukan bahan mentah atau barang setengah jadi).
Nilai barang dan jasa yang di produksi di suatu negara dalam satu tahun dengan cara menjumlahkan value added tiap proses produksi. Pendekatan produksi bisa dicari dengan menggunakan rumus, Rumus Pendekatan produksi :


Yield = Y = (PQ)1 + (PQ)2 +…..(PQ)n

 
 


Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
P = harga
Q = kuantitas

Contoh 1:
Nilai penjualan seluruh perusahaan tergolong kain batik Rp 2.000, bahan mentah dibutuhkan bernilai Rp. 500. Maka sumbangan industri batik pada pendapatan nasional adalah
                Rp. 2000 – Rp. 500  = 1.500 juta


Contoh 2 :
Diketahui  hasil produksi berbagai sektor sebagai berikut :
No
Sektor Produksi
Nilai Output
NIlai Input
Nilai Tambah
1
Pertanian
Rp 1.000
Rp 250
Rp     750
2
Perdagangan
Rp 1.500
Rp 500
Rp  1.000
3
Industri Tekstil
Rp 1.250
Rp 500
Rp    750
4
Pabrik Tahu
Rp 1.125
Rp 750
Rp     375
5
Farmasi
Rp 1.250
Rp 600
Rp     650
Jumlah Nilai Tambah
Rp  3.325

Berdasarkan tabel diatas, nilai pendapatan nasional adalah jumlah nilai tambah dari setiap produksi yaitu sebesar Rp 3.525




Keterangan:
PN= pendapatan nasional
Pn = harga jualsuatu produk
Qn = hasil produksi
Contoh lain yang sama dengan contoh 2
No
Jenis Kegiatan
Nilai Produksi
Nilai Tambah
1
Penebangan Kayu
Rp    100.000
Rp    100.000
2
Penggergajian Kayu
Rp    400.000
Rp    300.000
3
Pembuatan Perabot
Rp 1.200.000
Rp    800.000
4
Penjualan Perabot
Rp 1.600.000
Rp    400.000
Jumlah Nilai Tambah Produksi
Rp 1.600.000
(Sumber: Warta Ekonomi,17Februari 2006.)


Berdasarkan tabel diatas, nilai pendapatan nasional adalah jumlah nilai tambah dari setiap produksi yaitu sebesar Rp 1.600.000




DAFTAR PUSTAKA

Tambunan, Dr. Tulus T.H.2001.”Perekonomian IndonesiaPerekonomian Indonesia.Jakarta.
Ghalia Indonesia

Dernburg, Thomas F. dan Karyaman Muschtar.1994.”Makro-Ekonomi:Konsep, Teori, dan
Kebijakan”.Jakarta.Erlangga.







Senin, 29 April 2013

Tulisan 3 ( Impor Daging Sapi Bermasalah )



Perekonomian  Indonesia
UNIVERSITAS GUNADARMA







Nama : Fachmi Putri R
Kelas / NPM : 1Eb20 - 22212592
Judul : Impor Daging Sapi Bermasalah
Dosen : S.Tiwi Anggraeni



     UNIVERSITAS GUNADARMA

 

Judul : Impor Daging Sapi Bermasalah

Pendahuluan



ISI
       JAKARTA. Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK ) menemukan kelemahan sistem pengendalian impor dan ketidakpatuhan terhadap berbagai peraturan. Temuan itu diperoleh BPK setelah menggelar pemeriksaan terhadap program swasembada daging sapi, khususnya pengendalian impor daging sapi sepanjang tahun 2010 hingga tahun 2012.
     Ketua BPK Hadi Poernomo menjelaskan, dari hasil pemeriksaan BPK masih terdapat beberapa kelemahan berupa kelalaian dan kurangnya pembinaan, serta pengawasan yang lemah. Temuan BPK dilaporkan dalam ikhtisar hasil pemeriksaan semester ( IHPS ) II tahun 2012 dan laporan hasil pemeriksaan ( LHP ) semester II 2012 yang diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR ), selasa ( 2/4 ) di Jakarta.
     BPK menyebut penemuan lima kasus impor daging sapi yang melanggar peraturan dan perizinan. Pertama, impor tidak dilengkapi surat persetujuan pemasukan ( SPP ). Kedua, pemalsuan dokumen invoice pelengkap persetujuan impor barang ( PIB ). Ketiga, memalsukan surat persetujuan impor daging sapi.
     Keempat, impor dilakukan tanpa melalui prosedur karantina. Kelima, mengubah nilai transaksi impor daging sapi yang tujuannya agar dapat membayar bea masuk lebih murah. “ Namun hingga saat ini kami masih belum menghitung kerugian negara dalam kasus ini, “ kata Hadi, Selasa ( 2/4 ).
     Mantan direktur jenderal pajak kementerian keuangan tersebut melanjutkan, BPK menemukan realisasi impor daging sapi tahun 2010 dan 2011 melebihi kebutuhan. Kelebihan impor masing-masing sebanyak 83.800 ton atau 150% dari kebutuhan impor di 2010 dan 67.100 ton atau 187% dari kebutuhan impor di 2011.
     Pada periode 2010 hingga september 2011, penetapan kebutuhan impor, pemberian kuota dan penerbitan surat pemasukan ( SPP ) atas impor daging dan jeroan sapi menjadi kewenangan Kementerian Pertanian ( KEMTAN ). Nah, sejak oktober 2011 hingga saat ini, kewenangan kuota impor ditetapkan lewat rapat kordinasi terbatas. Tapi, ada kelalaian dalam pemberian PIB.
     Hingga berita ini turun Kementerian Pertanian belum memberikan komentar terhadap temuaan BPK. Hanya saja beberapa waktu lalu Menteri Pertanian Suswono bilang KEMTAN saat ini berupaya memperbaiki sistem impor daging maupun sapi bakalan.


PENUTUP
Kasus daging sapi yang dimpor secara ilegal ini, sudah menjadi salah satu masalah yang sangat serius. Banyak pihak yang merasa dirugikan dari permasalahan ini, termasuk warga indonesia yang mengandalkan daging sapi sabagai sumber kehidupan sehari-hari.  Selain itu, kebijakan pemerintah membebaskan pengenaan PPN atas impor barang tertentu yang sifatnya strategis pun tidak berjalan.  Produsen daging sapi lokal kalah bersaing harga dengan harga daging impor.


 DAFTAR PUSTAKA
Sumber : Koran Kontan Rabu, 3 april 2013, HAL 20
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/04/10/1430097/Ini.Temuan.BPK.soal.Kejanggalan.Impor.Daging.Sapi
http://www.gatra.com/ekonomi-1/28014-ada-permainan-kuota-impor-daging-sapi-di-kementan.html